1. News

FFI dan Restorasi Ekosistem Riau (RER) Melakukan Survei di Semenanjung Kampar

Disclaimer: This is a user generated content submitted by a member of the WriteUpCafe Community. The views and writings here reflect that of the author and not of WriteUpCafe. If you have any complaints regarding this post kindly report it to us.

Sebelum kami akan membahas informasi lebih detailnya dengan survei yang dilakukan FFI bersama Restorasi Ekosistem Riau (RER) di Semenanjung Kampar, harus Anda tahu dulu bahwa April Grup dan raja garuda emas dalam naungan Sukanto Tanoto ini memang secara khusus menyediakan bantuan finansial, teknis, juga sumber daya bagi RER guna mendukung restorasi dan perlindungan jangka panjang terhadap area tersebut. Para mitra FFI, badan konservasi internasional tertua di dunia dan bidara konsultan pengembangan sosial Indonesia, bersama – sama bekerja sama menuju tujuan lingkungan yang krusial.

Restorasi dibawah proyek RER ini mengikuti beberapa cara, yakni melindungi lanskap degrasi lebih lanjut, mengkaji ekosistem dan juga lingkungan sosial bagi mereka yang bergantung kepadanya, merestorasi atau memulihkan ekosistem dengan cara merevitalisasi tanaman asli juga spesies satwa liar, serta mengelola area dalam jangka panjang untuk bisa mempertahankan keanekaragaman hayati dan juga kehidupan bermasyarakat. Dr Tony Whitten adalah Direktur Regional Asia Pasifik Fauna dan Flora International (FFI), dimana beliau memang ditakdirkan untuk berkecimpung secara langsung dalam bidang konservasi.

Pada saat beranjak dewasa, beliau terinspirasi oleh tokoh – tokoh naturalis seperti halnya Sir Peter Scott dan juga Sir David Attenborough, dimana keterarikannya di bidang tersebut muncul sejak usia 4 tahun. Tony mempelajari Biologi di University of Southampton dan kedokteran di University of Cambridge tanpa disadri, study yang ditempuhnya membawanya pada karir yang saat ini dengan fokus pada keberagaman hayati yang ada di Indonesia juga kawasan Asia Pasifik. Beliau juga menulis beberapa buku, dan sekarang bergabung dengan FFI sejak tahun 2010, dimana beliau mengawasi berbagai program, mulai dari konservasi harimau di Sumaterai, program kelautan, dan pesisir serta REDD+ di Kalimantan. 

Dalam survei yang dilakukan bersama tim FFI di tempat terpencil adalah salah satu hal yang paling diminati memang akan tetapi hanya sedikit dari mereka yang mendapatkan kesempatan berharga satu ini. Memantau, mencari, mendokumentasi, mengidentifikasi, dan melaporkan hasil survei yang dilakukan di suatu wilayah adalah hal yang paling penting sekali guna memahami tentang bagaimana ekosistem berfungsi dan apa sajakah langkah – langkah dalam pengelolaan yang dibuthkan untuk upay konservasi di kawasan atau wilayah tersebut. Rawan gambut di Semenjangung Kampar ini memang bukan tempat layak huni manusia, sangat sulit sekali untuk bisa menembus medannya sebab ada banyak sekali alirn sungai dalam, jeratan akar, permukaan gambut, dan daun panda berduri.

Dalam perencanaan surveinya, sampel garis lintang dan alat ukur sudut dipetakkan dengan garis lurus yang rapi. Tapi, kondisi di lapangan sangat berbeda. Tim FFI bersama RER ada di lapangan selama 2 hingga 3 minggu per kunjungan. Dimana beberapa dari anggota tim bekerja siang hari, juga ada yang malam hari, tapi bagi yang tidak ada di lapangan, mereka bertugas menulis laporan pengamatan, menyimpan, serta memberikan label pada berbagai foto yang diambil, merencanakan rute, menganalisa data, dan merencanakan kegiatan yang akan dilakukan di hari berikutnya. Demikian informasi yang bisa kami bagikan tentang FFI dan Restorasi Ekosistem Riau (RER) melakukan survei di Semenanjung Kampar.

http://www.catalooksupport.com/UserProfile/tabid/179/UserId/4336/Default.aspx